RibuanKyai dan Santri Seluruh Indonesia Doakan Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024. Surabaya, Istighosah Akbar dan Doa untuk Negeri digelar Barisqn Santriwan dan Santriwati Indonesia (BSSI) bersama alim ulama beserta para habaib Dalam acara itu, semuanya mendoakan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menjadi Presiden RI 2024. Lengkapilahdengan doa. Yang ditempatkan di hati itu doanya, doa kebaikan. Boleh, silakan datang," lanjut dia. Sedangkan untuk dalilnya, menurut Ustaz Adi terdapat pada QS.5 ayat 35. "Hai orang-orang yang beriman tingkatkan taqwamu kepada Allah dan carilah wasilah untuk mendekat kepada Allah," kata Ustaz Adi menjelaskan arti dari hadis tersebut. PondokPesantren Kyai Galang Sewu berlokasi di Jl. Jurang Blimbing No.11-12, RT.03/RW.04, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275. Berikut profil lengkapnya. Sejarah Singkat Pondok pesantren Kyai Galang Sewu merupakan pondok pesantren yang berpegang teguh pada Al-Qur'an , Hadits, Ijma', Qiyas dan para ulama Ahlussunnah wal jamaah. Ponpes Kyai Galang Sewu juga menjunjung RatusanKyai dan Gus dari sejumlah Pondok Pesantren di Malang Raya bersama puluhan ribu Santri bakal larut dalam lantunan doa dan Sholawat Jumat, 26 Oktober 2018 20:18 WIB Editor: Yudie Thirzano . Sowan adalah tradisi santri berkunjung kepada kyai dengan harapan mendapatkan petunjuk atas sebuah permasalahan yang diajukannya, atau mengharapkan doa dari kyai atau sekedar bertatap muka silaturrhim saja. Seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw bahwa bersilaturrahim dapat menjadikan umur dan rezeki bertambah panjang. Sowan dapat dilakukan oleh santri secara individu atau bersama-sama. Bisanya seorang kiai akan menerima para tamu dengan lapang dada. Bagi wali santri yang hendak menitipkan anaknya di pesantren, sowan kepada kiai sangat penting. Karena dalam kesempatan ini ia akan memasrahkan anaknya untuk dididik di pesantren oleh sang kiai . Begitu pula dengan calon santri, inilah kali pertama ia melihat wajah kiainya yang akan menjadi panutan sepanjang hidupnya. Sowan tidak hanya dilakukan oleh santri yang masih belajar di pesantren. Banyak santri yang telah hidup bermasyarakat dan berkeluarga mengunjungi kiainya hanya sekedar ingin bersalaman semata. Atau sengaja datang membawa permasalahan yang hendak ditanyakan kepada kiai tentang berbagai masalah yang dihadapinya. Hal ini menjadikan bahwa hubungan kiai santri tidak pernah mengenal kata putus. Kiai tetap menjadi guru dan santri tetap menjadi murid. Dalam dunia pesantren istilah alumni hanya menunjuk pada batasan waktu formal belaka, dimana seorang santri pernah belajar di sebuah pesantren tertentu. Tidak termasuk di dalamnya hubungan guru-murid. Meskipun telah manjadi alumni pesantren A, seseorang akan tetap menjadi santri atau murid kiai A. Di beberapa daerah tradisi sowan memiliki momentumnya ketika Idul Fitri tiba. Biasanya, seorang kiai sengaja mempersiapkan diri menerima banyak tamu yang sowan kepadanya. Mereka yang sowan tidaklah sebatas para santri yang pernah berguru kepadanya, namun juga masyarakat, tetangga dan bahkan para pejabat tidak pernah berguru langsung kepadanya. Mereka datang dengan harapan mendapatkan berkah dari kealiman seorang kiai . Karena barang siapa bergaul dengan penjual minyak wangi, pasti akan tertular semerbaknya bau wangi. Pada bulan Syawal seperti ini, sowan kepada kiai merupakan sesuatu yang utama bagi kalangan santri. Hampir sama pentingnya dengan mudik untuk berjumpa keluarga dan kedua orang tua. Pantas saja, karena kiai bagi santri adalah guru sekaligus berlaku sebagai orang tua. Oleh karena itu sering kali mereka yang kembali pulang dari perantauan menjadikan sowan kepada kiai sebagai alasan penting mudik di hari lebaran. Bagi santri yang telah jauh berkelana mengarungi kehidupan, kembali ke pesantren dan mencium tangan kiai merupakan isi ulang energiโ€™ recharger untuk menghadapi perjalanan hidup ke depan. Seolah setelah mencium tangan kiai dan bermuwajjahah dengannya semua permasalahan di depan pasti akan teratasi. Semua itu berlaku berkat doa orang tua dan kiai . Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Imam Nawawi sebagai mana dinukil oleh Ibn Hajar al-Asqolani dalam Fathul Bari ู‚ุงู„ูŽ ุงู„ุงูู…ูŽุงู…ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงูˆููŠู’ ุชู‚ุจููŠู’ู„ู ูŠูŽุฏู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูู„ุฒูู‡ู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุตูŽู„ุงูŽุญูู‡ู ูˆูŽุนูู„ู’ู…ูู‡ู ุงูŽูˆู’ ุดุฑูŽููู‡ู ุงูŽูˆู’ ู†ูŽุญู’ูˆู ุฐุงู„ููƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุงูู…ููˆู’ุฑู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ููŠู‘ูŽุฉู ู„ุงูŽ ูŠููƒู’ุฑูŽู‡ู ุจูŽู„ Imam Nawawi berkata mencium tangan seseorang karena zuhudnya, kebaikannya, ilmunya, atau karena kedudukannya dalam agama adalah perbuatan yang tidak dimakruhkan, bahkan hal yang demikian itu disunahkan. Demikianlah tradisi sowan ini berlangsung hingga sekarang. Para santri meyakini benar bahwa seorang kiai yang alim dan zuhud jauh lebih dekat kepada Allah swt dibandingkan manusia pada umumnya. Karena itulah para santri sangat mengharapkan doโ€™a dari para kyai. Karena doa itu niilainya lebih dari segudang harta. Inilah yang oleh orang awam banyak diistilahkan dengan tabarrukan, mengharapkan berkah dari doโ€™a kyai yang mustajab karena kezuhudannya, kewiraiannya dan kealimannya. Dengan demikian optimisme dalam menghadapi kehidupan dengan berbagai macam permasalahannya merupakan nilai positif yang tersimpan di balik tradisi sowan. Sowan model inilah yang dianjurkan oleh Rasulullah saw ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุจู’ุณูŽุทูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุฑูุฒู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽูŠูู†ู’ุณูŽุฃูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุฃูŽุซูŽุฑูู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุตูู„ู’ ุฑูŽุญูู…ูŽู‡ูBarangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraanโ€ Bukhari-Muslim. ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุฃูŽูŠูู‘ูˆุจูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูŽุฎู’ุจูุฑู’ู†ููŠ ุจูุนูŽู…ูŽู„ู ูŠูุฏู’ุฎูู„ูู†ููŠ ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูŽุฑูŽุจูŒ ู…ูŽุง ู„ูŽู‡ู ุชูŽุนู’ุจูุฏู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ุชูุดู’ุฑููƒู ุจูู‡ู ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูˆูŽุชูู‚ููŠู…ู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉูŽ ูˆูŽุชูุคู’ุชููŠ ุงู„ุฒูŽู‘ูƒูŽุงุฉูŽ ูˆูŽุชูŽุตูู„ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญูู…ูŽ โ€ .ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ .Dari Abu Ayyub Al-Anshori bahwa ada seorang berkata kepada Nabi saw., โ€œBeritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang berkata, โ€œAda apa dia? Ada apa dia?โ€ Rasulullah saw. Berkata, โ€œApakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan bersilaturahimlah.โ€ Bukhari. Artinya hanya silaturrahim yang bernilai positiflah yang akan diganjar oleh Allah sebagaimana dijanjikan Rasulullah dalam kedua haditsnya. Bukan silaturrahim yang bernilai negatif yaitu silaturrahim yang melanggar aturan syariat Islam. Redaktur Ulil HadarwyCatatan Naskah ini terbit pertama kali di NU Online pada Kamis, 23 Agustus 2012 pukul 0701. Redaksi mengunggahnya ulang dengan melakukan perbaikan minor doa santri untuk kyai โ€“ Dalam hidup ini, terdapat hal yang tidak boleh dilupakan yaitu mendoakan mereka yang telah berjasa melepaskan diri dari kebodohan. Guru, ustadz, kiai, ulama dan sejenisnya mempunyai peran yang sangat penting sehingga kita menjadi orang penting saat ini. Oleh karena itu, sudah seyogianya bagi seorang murid untuk mendoakan guru-gurunya sebagaimana doa kepada orang tua. Seperti dengan apa yang disebutkan dalam syair yang dikutip Taโ€™lim Mutaโ€™allim; ุฃูู‚ูŽุฏูู‘ู…ู ุฃูุณู’ุชูŽุงุฐููŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽูู’ุณู ูˆูŽุงู„ูุฏููŠ ** ูˆูŽุฅูู†ู’ ู†ูŽุงู„ูŽู†ููŠ ู…ูู†ู’ ูˆูŽุงู„ูุฏููŠ ุงู„ู’ูุถู’ู„ูŽ ูˆูŽุงู„ุดูŽุฑูŽู arti Saya mengedepankan guru saya di atas orang tua saya, meskipun saya menerima keutamaan dan kemuliaan dari orang tua saya. Baca Juga Kata-Kata Bijak Ali bin Abi Thalib Menghormati Guru Sebagai Pendidik HatiPentingnya Mendoakan Santri Kepada KiainyaIsi Doa Santri pada Kiai Menghormati Guru Sebagai Pendidik Hati Guru adalah pendidik rohani, sedangkan orang tua lebih banyak berperan sebagai pendidik jasadi. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam syair yang dikutip Taโ€™lim Mutaโ€™allim. Oleh karena itu, seorang guru harus kita doakan pula, bahkan lebih dari orang tua. Doa-doa tersebut bisa berupa keselamatan, ampunan dan lain-lain. ููŽุฐูŽุงูƒูŽ ู…ูุฑูŽุจูู‘ ุงู„ุฑูู‘ูˆู’ุญู ูˆูŽุงู„ุฑูู‘ูˆู’ุญู ุฌูŽูˆู’ู‡ูŽุฑู ** ูˆูŽู‡ุฐูŽุง ู…ูุฑูŽุจูู‘ ุงู„ู’ุฌูุณู’ู…ู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูุณู’ู…ู ูƒูŽุงู„ุตูŽู‘ุฏูŽู Murrabbi guru saya adalah pengasuh jiwa saya, dan jiwa itu bagaikan mutiara, sementara orang tua saya adalah pengasuh tubuh saya dan tubuh bagaikan kerangnya. Pentingnya Mendoakan Santri Kepada Kiainya Sebagai contoh, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal menanyakan kepada ayahnya, Imam Ahmad bin Hanbal, bagaimana sosok Imam asy-Syafiโ€™i itu. Ayahnya menjawab bahwa Imam asy-Syafiโ€™i itu diperumpamakan seperti matahari bagi dunia dan kesehatan bagi manusia. Kedua benda tersebut tidak memiliki pengganti. Dari dialog tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan betapa pentingnya mendoakan guru-guru kita, yang masih hidup maupun yang telah wafat. Isi Doa Santri pada Kiai Syekh Abdul Fattah Abu Guddah menuliskan doa ampunan bagi guru-guru kita dalam catatan kaki kitab Risรขlah al-Mustarsyidin. Doa tersebut bertujuan agar Allah mengampuni guru-guru kita dan orang yang telah mengajar kita. Kita juga diharapkan untuk sayang pada mereka, memuliakan mereka dengan keridhaan-Nya yang agung, di tempat yang disenangi di sisi-Nya. Semoga Allah memberikan keberkahan atas ilmu yang telah dipelajari dan memberikan ampunan kepada guru-guru kita semua. Syekh Abdul Fattah Abu Guddah mencatat doa ampunan bagi kiai kita dalam catatan kaki buku Risรขlah al-Mustarsyidin. ุงูŽู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู…ูŽุดูŽุงูŠูุฎูู†ูŽุง ูˆูŽู„ูู…ูŽู†ู’ ุนูŽู„ูŽู‘ู…ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงุฑู’ุญูŽู…ู’ู‡ูู…ู’ุŒ ูˆูŽุฃูŽูƒู’ุฑูู…ู’ู‡ูู…ู’ ุจูุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ููƒูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ูููŠ ู…ูŽู‚ู’ุนูŽุฏ ุงู„ุตูู‘ุฏู’ู‚ู ุนูู†ู’ุฏูŽูƒูŽ ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุญูŽู…ูŽ ุงู„ุฑูŽู‘ุงุญูู…ููŠู’ู†ูŽ Allรขhumma-ghfir li masyรขyikhinรข wa liman allamanรข wa-rhamhum wa akrimhum biridlwรขnikal adhรฎm fรฎ maqโ€™adish shidqi indaka yรข arhamar rรขhiรฎn Ya Allah, ampunilah guru-guru kami dan orang yang telah mengajar kami. Lindungilah mereka, muliakanlah mereka dengan ridha-Mu yang agung, dan tempatkanlah mereka di tempat yang disenangi di sisi-Mu. Engkaulah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Doa ini dicatat dalam buku Risรขlah al-Mustarsyidin, yang disusun oleh Imam al-Haris al-Muhasibi, halaman 141 dari penerbit Dar el-Salam. ๏ปฟIni Dia Doa Santri Untuk Kyai Dan Artinya. Sholawat diucapkan untuk mendoakan nabi muhammad, sedangkan tarodhdhi. 6 permasalahan qurban yang selalu terulang;Doa Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal Sesuai Sunnah from merasa sudah hafal, dia mengembalikan kitab itu ke tempat semula. Sebab, ilmu yang anda peroleh selama belajar pada hari ini akan digunakan untuk selamanya, utamanya pada saat kita berkiprah di masyarakat dan rumah tangga. Bahkan, sakit gigi juga biasanya diikuti dengan sakit kepala.โ€œDoa Adalah Senjata Seorang Mukmin Dan Tiang Pilar Agama Serta Cahaya Langit Dan mengamalkan doa pemanis wajah dan doa agar terlihat cantik setiap hari. Paling atas ditulis nama santri ternakal, nakal sekali, nakal dan terakhir agak nakal.โ€. Bukankah bila kita sedang dekat dengan orang was was kita akan merasa risih?Jadi Jasa Para Kyai Dan Santri Memang Dulu Disingkirkan Betul Dari Sejarah Berdirinya Republik Indonesia hari, si khodam terlibat perselisihan dengan santri lain yang menjadi ketua pengurus pondok. Lurah pondoknya girang bukan main. Hasyim asyโ€™ari yang ditetapkan pahlawan oleh bung karno pun tidak Jadikanlah Perpisahan Ini Perpisahan Yang Terjaga Dari Bencana, Dan Yaa Allah Jangan Engkau Jadikan Diantara Kami,Siapa Yang Bersama Kami Dan Siapa.mana rokoknya ?,โ€ tanya kyai. Adapun seorang lelaki bila tertimpa penderitaan atau takut sesuatu, lalu berdoa dengan bertawasul dengan gurunya untuk minta kemantapan hati atas kasus yang dialami. Doa awal tahun dan akhir tahun Air Wudhu Dan Lakukan Solat Subuh Jangan Pernah Lebih Dari Pukul atau akeket adalah bahasa madura artinya berkelahi. Dalil yang mendasari istighosah salah satunya telah disebutkan dalam hadits nabi saw, yang artinya Ini artinya pemuda harus mampu beradaptasi dengan teknologi, terus berkreasi dan berinovasi dan ikut berpartisipasi membangun Nabi Juga Sangat Mempercayainya, Sebagaimana Seorang Kyai Yang Sangat Percaya Kepada Santri ini doa kesukaan saya, gumamnya dalam hati. Ini dia 3 jenis santri. Setiap hari bangunlah sebelum azan subuh. Di suatu malam yang ditumpahi cahaya bulan, seorang kiai sepuh dari Jawa Timur bertutur. Ratusan santrinya menyimak kalimat demi kalimat yang keluar laksana mutiara. Dengan nada pelan dan santai, sang kiai memberi nasehat yang kurang lebih demikian***Saya ini dulu sudah mengaji lebih dari tiga puluh tahun, tapi perasaan saya tak dapat ilmu, kecuali hanya sedikit saja. Namun, saya selalu setia dengan proses ini, proses belajar ala pesantren, taat pada metode pembelajaran para kiai dan ulama ketika dulu mengaji Kitab Ihya Ulumuddin baru beberapa lembar saja, kiai saya sakit, sampai dua tahun, mendekati tiga tahun. Selama itu pula saya setia menunggu beliau. Setelah beliau sembuh, saya baru dapat melanjutkan mengaji Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Saya juga mengaji kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah seletelah tiga puluh tahun lebih mengaji, saya dapat membaca kitab-kitab kuning apa saja yang telah diajarkan oleh kiai saya. Namun, seakan itu hanya di lidah saya saja, tak sampai tenggorokan. Belum menancap di hati saya. Kemudian, tanpa saya duga, kiai saya meminta saya untuk menikahi putri beliau. Saya kaget kenapa mesti saya? Saya itu kan tidtak punya apa-apa? Saya juga bukan kategori orang yang bisa bekerja. Usut punya usut, ternyata kiai saya menikahkan putrinya kepada saya justru karena ketidakpunyaan saya. Karena saya tidak punya harta benda. Ini, lho, berkah saya tidak punya apa-apa, saya malah menjadi menantu kiai saya membanyol kiai memilih kamu yang tidak punya apa-apa agar kamu tidak berani mempoligaminya! Haha, banyolan saudara saya ini ada-ada saja. Mana mungkin saya berani menduakan putri kiai saya saya membantu mengajar di pesantren kiai saya, sampai kemudian ayah saya meninggal dunia. Karena dirumah ayah saya punya pesantren, saya mesti kembali. Saya pamit kepada kiai sayaKiai, saya pamit, saya harus pulang, ayah saya meninggal dunia, kata saya. Kiai menjawab, oh iya betul, kamu harus pulang. Punya tinggalan pesantren harus terus kiai, ada satu hal yang ingin saya minta saya ini tidak punya apa-apa. Mohon minta doa amalan kepada kiai, agar saya mudah mendapat rejeki, pinta diberi amalan doa, saya malah dimarahi Huuussss!!! Kamu ini gimana, seperti tak percaya kepada Allah saja!!!Sontak saya tercekat kaget, tak karu-karuan rasanya. Marah betul di situlah, di akhir-akhir dengan kiai saya itu, hanya pertemuan sekitar lima menit, ilmu kiai saya tertancap ke dalam hati. Karena marahnya kiai itu, saya jadi ingat semua apa-apa yang di dalam Al-Quran, Hadits dan kitab-kitab, termasuk yang ada di Ihyaโ€™ dan jadi ingat ayat Al-Quran Wa ma min dabbatin fil-ardhi illa alallahi rizquha; dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya QS. Hud [11] 6. Saya jadi ingat โ€œ...Wamayyattaqillaaha yaj allahu mahrajan. Wayarzuqhu minhaitsu laayahtasib, wamayya tawaqal alallaahi fahuwa hasbuhu, inalallaha balighu amrihi qad ja alallaahu liqulli syai in qodron.โ€. ...Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rejeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." QS. At-Thalaq 65, 2-3Lima menit itu benar-benar mengubah saya. Yang tadinya ilmu hanya di lidah, sepertinya masuk ke hati saya. Hati saya jadi tawakkal, pasrah kepada Allah. Apa yang selama ini saya kaji di kitab-kitab itu, baru saya rasakan setelah kiai memarahi dalam tempo lima menitan itu. Saya jadi mantap menjalani saya bertanya kepada istri saya Dik, kita akan pindah. Namun rumah ayah saya kini diwarisi adik saya. Saya sudah tidak punya rumah. Apa jawaban istri saya? "Saya tidak menikah dengan rumahmu, Mas." Begitulah jawabannya. Saya jadi benar Hadis Nabi memilih istri itu yang terpenting adalah karena faktor agamanya... fadzfarbidzaatitdieni, Muhammad juga demikian menjodohkan putrinya dengan Sayyidina Ali kw, salah seorang yang miskin secara duniawi, namun pandai ilmu agamanya. Padahal, banyak sahabat Nabi yang kaya demikian salah satu sahabat beliau, Abu Hurairah. Ketika beliau mendapati putrinya yang sudah berumur untuk menikah, beliau bertanya lelaki seperti apa yang engkau mau? Sang putri menjawab dua syarat. Pertama pandai dalam ilmu, dan kedua miskin. Abu Hurairah membalas balik syarat pertama bisa kumengerti. Tapi, untuk apa syarat yang kedua? Sang putri menjawab agar dia tidak berani nikah lagi. Begitulah. Orang-orang dulu begitu hati-hati dalam urusan harta. Maka saya minta, jika anda sekalian menuntut ilmu, niatnya jangan karena ingin harta. Jangan karena ingin jabatan atau kedudukan. Jangan karena ingin dipuji orang lain. Jangan karena dunia. Tapi niatilah menuntut ilmu untuk mencari ridla Allah semata. Insya Allah nanti Allah yang salah satu kandungan yang ada dalam kitab Ihya dan Kitab Hikam. Ini kitab tasawuf, yang kadang agak bertentangan dengan pendpat ulama fiqih. Namun, kitab ini ampuh, sudah diakui setelah jadi, kitab Ihya ini akan dilarang oleh seseorang yang alim. Orang itu menyuruh murid-muridnya agar kitab itu dimusnahkan, karena isinya dianggap bertentangan. Sebelum sempat memusnahkan, orang itu mimpi bertemu dengan Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khattab ra. Ia melihat Imam Ghazali bersamanya dan mengadukan perihal kitab ini yang ingin dibakar. Ternyata rasulullah mengatakan kitab itu baik. Rasulullah kemudian mencambuk orang yang alim itu. Meski dalam mimpi, ketika bangun tidur, bekas pukulan membekas dalam tubuh, sampai waktu yang lama. Setelah itu orang alim itu bertaubat, mau mempelajari kitab Ihyaโ€™ dan bahkan ditemui Rasulullah dalam mimpi. Kisah lengkapnya dalam Kitab Awariful Ma'arif karya Imam Syaikh Syahrowardi, ed.Imam Ghazali - sang Hujjatul Islam, pengarang kitab itu โ€“ ternyata tak sembarangan dalam menulis hadits. Tiap kali menulis hadis untuk dimasukkan ke kitab Ihya, beliau berwudlu, kemudian shalat sunnah, kemudian istikharah terlebih dahulu. Pasca itu, sepertinya beliau dibimbing Nabi dalam mimpi, ataupun melalui peristiwa lain. Misalnya, setelah itu, hadis yang ditulis itu dicium, apakah baunya wamgi atau tidak? Kalau baunya wangi, ini berarti benar-benar dari nabi. Kalau tidak wangi beliu tinggalkan hadits itu, tidak dimasukkan dalam kehebatan para ulama salaf. Mengapa di pesantren kitab-kitab para ulama salaf masih kita kaji. Apa maksud dari kitab ulama salaf itu? Yaitu kitab-kitab yang dibikin oleh para ulama yang tulus, bersih, jujur, wiraโ€™i, dan hanya berharap ridha dari Allah. Bukan untuk mendapat ganti cetak royalti yang melebihi harga cetaknya. Beliau-beliau menulis bukan karena uang, ketenaran, jabatan atau yang lainnya, tapi karena mengharap Ridla Allah anda yang belajar di pesantren dan membelajari kitab karya ulama-ulama terdahulu harus bersyukur. Dan banggalah, jangan minder. Dan jangan berhenti belajar. Usahakan apa yang anda pelajari menjadi laku dan menancap dalam hati. Karena soal hatilah yang paling sulit di dunia ini. Kalau soal ilmu dunia, skill, itu mudah. Tapi soal hati ini jadi santri. Kiai Mahrus Ali, guru saya, itu ya cuma mengaji di pesantren seperti ini, tapi beliau bisa mencari solusi problem-problem kebangsaan, dan sering dengan Bung Karno dan tokoh bangsa lainnya. Mbah Hasyim Asyโ€™ari dulu juga begitu, dengan mempelajari kitab-kitab para ulama salaf. Toh beliau mampu berkontribusi banyak untuk bangsa dan minder jadi santri. Bila perlu, pakailah identitasnya, seperti sarung dan peci misalnya. Mbah Mahrus Ali dulu pakai sarung, tak pernah pakai celana. Toh beliau diterima oleh segenap tokoh bangsa. Pula Kiai Hasyim Asyโ€™ari, yang oleh Jepang dianggap Bapak Umat Islam Indonesia, kemana-mana sering pakai sarung. Dan beliau-beliau mampu menjadi rujukan persolan agama, bangsa dan para kiai hari ini juga sebenarnya bukan tidak mengerti persoalan bangsa. Hanya karena memang ada yang sementara diam. Karena memang, dari kitab ulama salaf yang diajarkan di pesantren itu, bisa untuk apa-apa. Maka, banggalah jadi santri. Jangan pernah merasa minder. Nanti bangsa dan negara ini akan butuh kalian. Butuh orang-orang yang jujur dan bisa lihat, bagaimana kondisi negara ini hancur ditangan orang terdidik. BLBI belum selesai, ada Century. Century belum selesai, ada lagi dan lagi. Terus begitu, saking ruwetnya. Mereka tak akan kuat terus menerus seperti itu. Masalah belum ketemu solusi, sudah masalah lagi. Ini persoalan utama ada pada dalam beberapa tahun kedepan, bangsa dan negara akan butuh kalian, butuh orang orang yang jujur, bisa dipercaya. Orang-orang akan datang ke kita, ketika ketidakjujuran dan saling-tipu sudah membabi buta ilmu sampai kedalam hati. Meski kelak kamu jadi apa saja, dan melanglangbuana ke Eropa misalnya, hati kalian masih berpijak pada pesantren ini, memegang apa yang diajarkan para kiai dan ulama jangan lupa, untuk senantiasa shalat di awal waktu, dan lebih-lebih dilakukan secara berjamaah. Jika sudah beristri kelak, jadilah imam istri kalian dalam shalat berjamaah. Jika anda sekalian memenuhi kewajiban kalian, Insya Allah nanti Allah sendiri yang menata kita ini malu. Bahkan, Ibnu Athaillah sendiri heran kenapa untuk disuruh masuk surga saja harus โ€œdipaksakanโ€. Ini kan mengherankan. Coba saja shalat subuh berjamaah, misalnya, itu jelas sangat utama, jalan menuju syurga, tapi sulit orang menjalankannya. Padahal itu jalan menuju kebahagiaan. Hal-hal yang wajib, lebih-lebih yang sunnah, itu kan dari Allah agar kita menuju ke kebahagiaan, tapi seringkali sulit orang mudah-mudahan ini semua bermanfaat untuk kita semua. Amin Allahumma Amin.***Nasihat-nasihat itu, kurekam dalam kepala. Kuolah dengan penangkapanku, kemudian kusarikan dalam tulisan ini dengan caraku sendiri, yang jelas tak persis seluruhnya. Kuambil yang ingat-ingat saja, kutambahkan dan kurangi apa yang menurutku membantu pemahaman. Nasehati itu disampaikan oleh sang kiai sepuh ketika mengisi ceramah pada khataman Kitab Ihya dan Al-Hikam. Meski hanya sebentar, nasehat Kiai Sepuh itu begitu bermakna, dan mengingatkan kembali nilai-nilai islami dan kemudian, kiai sepuh itu adalah almarhum KH. Abdul Aziz Mansyur, Pimpinan Pesantren Paculgowang. Mbah Aziz, begitu beliau bisa disapa, kemudian banyak menelurkan dan menyunting buku. Bahkan beliau menjadi pimpinan tertinggi Ketua Dewan Syuro PKB, dikenal kealimannya, serta menjadi tokoh nasional. Beliau bercerita semasa nyanti di Pesantren Lirboyo, Kediri. Dan ceramah itu, ditayangkan di TV9 malam jumat 28/12 lalu. Untuk beliau, al-Faatihah. Ahmad Naufa

doa santri untuk kyai